Foto dari CNN
Catatan atas
Kamis, 31 Desember 2020
PERFECT
Jumat, 25 Desember 2020
Kehadiran Agama di Bumi
Pada tanggal 27 November 2020, pukul 09.00 wita di kabupaten Sigi, Sulawesi-Tengah terjadi pembantaian sadis oleh sekelompok orang yang diduga sebagai kelompok teroris. Pembantaian sadis dengan cara memenggal kepala dan membakar rumah korban ini adalah tindakan yang tak bermoral dan menyisakan kesedihan mendalam. Penduduk desa Lemba Tongoa merasa sangat terancam keamanannya dan merasakan ketakutan yang luar biasa atas pembantaian yang keji itu. Salah satu rumah yang dibakar adalah rumah yang sering digunakan masyarakat kristen untuk beribadah dan hal ini semakin menguatkan kekhawatiran mereka untuk tidak dapat beribadah lagi. Desa yang tadinya terkenal dengan kehidupan toleransi umat beragama yang harmonis tiba-tiba berubah menjadi tempat yang menyeramkan dan intoleransi dalam bentuk pembantaian yang sadis. Kondisi ini tentu bukan sebuah kehidupan yang diinginkan penduduk Sigi bahkan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki hak hidup damai dan beribadah dengan tenang.
Dua bulan yang lalu kita dikejutkan dengan adanya pemenggalan kepala seorang guru di Perancis karena dianggap telah menghina Nabi Muhammad. Sementara itu pada tanggal 10 November yang lalu kedatangan Rizieq Shihab dari Jeddah menyebabkan macet total di Bandara Soekarno-Hatta karena disambut oleh ribuan pendukungnya yang mengabaikan protokol covid-19. Kepulangan tokoh besar FPI ini membawa suasana yang tadinya tenang berubah menjadi ricuh karena banyak pendukungnya yang tidak menaati peraturan lalu lintas, bahkan seenaknya berhenti di jalan tol. Rizieq Shihab yang dipercaya oleh banyak pengikutnya dianggap sebagai penyelamat dan kedatangannya ke Indonesia disambut dengan meriah. Walaupun banyak pihak yang terganggu dengan cara penyambutannya, Rizieq Shihab tetap melakukan konvoi bahkan dari Bandara Soekarno-Hatta ke markas FPI di petamburan Jakarta-Pusat.
Beribadah adalah kegiatan manusia beragama yang ingin merawat relasinya dengan Tuhan sekaligus membangun kepercayaan diri terhadap kondisi dunia yang dianggap semakin lama menenggelamkan nilai-nilai keagamaan. Beribadah juga dianggap sebagian kalangan masyarakat sebagai kegiatan yang suci untuk mengungkapkan segala permohonan dan doa kepada sang maha Kuasa. Indonesia terkenal dengan negara yang mengakui lima agama yang mendapatkan kepastian untuk dapat hidup dalam aroma toleransi yang semerbak. Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Sampai pada saat ini, beribadah adalah kegiatan yang selalu menjadi prioritas dalam kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Mereka yang memiliki agama selalu identik dengan kegiatan beribadah yang menjadi tolok ukur kehidupan manusia Indonesia. Agama adalah tonggak yang menjadi dasar masyarakat Indonesia menjalani kehidupan mereka yang penuh dengan tradisi dan kultur yang kental. Agama selalu dianggap hal yang utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkna tak jarang kita mendengar seseorang tanpa rasa sungkan bertanya "agamamu apa" dan memiliki agama adalah satu hal yang wajib bahkan menjadi inti dari kehidupan manusia Indonesia dalam menjalankan hidup mereka sehari-hari.
foto diambil dari Google
Kamis, 19 November 2020
Covid-19 dan Virus Yang Mengancam Masa depan Pekerja di Indonesia
Minggu, 15 November 2020
Saya Kembali Dari Tidur Yang Panjang
Enam tahun saya tidak aktif di blog ini karena berbagai aktivitas dan hiruk pikuk menghampiri keseharian dan membuat saya menjadi seorang yang malas menulis di blog ini. Dimulai dari tahun 2014 bulan agustus saya memutuskan untuk kuliah dan akhirnya selesai tepat empat tahun di STF Driyarkara dan mengantungi ijazah sebagai seorang yang telah selesai belajar filsafat tahap dasar. Saya bahagia dan bangga atas keberhasilan itu dalam menyelesaikan S1 dan menulis skripsi dengan tema yangsaya pilih dari seorang tokoh filsafat terkenal dari Yunani kuno, Platon. Skripsi yang saya tulis adalah "Tafsir naratif Catherine Zuckert terhadap dialog-dialog Platon" dan dapat saya selesaikan dengan nilai A. Tentu saja hasil ini membuat saya bangga dan tak dapat tidur hampir tiga hari karena mengingat betapa proses penulisan tesis itu sangat berat dan penuh liku-liku. Saya memiliki seorang dosen pembimbing yang sangat tegas dan arif sehingga saya merasa sangat terbantu untuk menulis skripsi berbarengan dengan tugas-tugas terbang dan kegiatan berserikat di perusahan tempat saya bekerja. Tentu saja proses ini melelahkan dan menyita energi. Akan tetapi hasil yang saya terima bukan karena nilai A yang membuat saya tak tidur tiga hari, namun pengetahuan tentang menulis serta pendalaman filsafat Platon itulah yang akhirnya menuntun saya pada keinginan untuk belajar lebih keras lagi dan menggali terus tentang filsafat dan segala ilmu yang berkaitan di dalamnya termasuk politik. Saya tidak ingin cepat puas atas nilai yang telah didapat, dan saya memilih untuk kembali merancang supaya kembali masuk dan belajar untuk menambah pengetahuan filsafat lebih baik lagi.
Pada tahun 2018 bulan Agustus saya mendaftar di sekolah yang sama untuk mengambil studi di tingkat master dengan satu pendalaman ilmu filsafat politik. berangkat dari membaca dialog-dialog Platon (walaupun belum semua dibaca) saya melihat ada banyak teori politik yang dapat saya ambil sebagai satu dasar pendalaman filsafat politik yang harus saya tekuni sebagai spesifikasi ilmu yang kelak dapat saya kembangkan melalui tulisan-tulisan dan diskusi di ruang publik. Keterlibatan saya dalam serikat pekerja juga membutuhkan pemikiran-pemikiran politis yang harus digali dalam kerangka filosofis, sehingga kegiatan berserikat tidak semata hanya berpijak pada satu pembahasan tuntutan kaum pekerja semata, namun perlu pemikiran yang bijak agar dapat seimbang. Perjalanan ini kemudian yang membawa saya lama meninggalkan blog yang telah saya buat sejak tujuh tahun yang lalu ketika saya aktif bepergian dan menikmati jalan-jalan sambil menulis. Selama dua tahun saya belajar di tingkat master, sampailah saya pada saatnya menulis tesis di bawah bimbingan dosen yang sama. Hampir enam bulan proses menulis tesis belum dapat saya selesaikan karena banyak kegiatan dan masalah yang harus memaksa saya untuk memperlambat proses penulisan tesis tersebut. Minggu lalu saya kembali memecut diri saya untuk menyelesaikan bab dua yang kemudian harus saya kirimkan kepada dosen pembimbing untuk diperiksa, namun sampai saat ini saya masih berkutat dengan semua kerumitan dan akhirnya berhenti untuk istirahat sejenak.
Saya tergelitik untuk kembali membuka blog dan memutuskan untuk beristirahat menulis tesis, sebab dengan menulis di blog ini, saya dapat menghilangkan kepenatan atas bacan-bacaan tesis tersebut. Saya ingin kembali mengaktifkan blog ini, dan menulis kembali dan berbagi, seperti tujuan awal blog ini dibuat. Saat ini saya kembali menulis tentang apa saja yang berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat, serta perkembangan politik dan kehidupan di bumi yang patut dibagikan kepada kalian semua pembaca blog di manapaun kalian berada. Semoga di masa pandemi dan di sela-sela ketatnya tesis yang sedang saya tulis, blog ini mampu hidup dan menjadi satu lentera bagi saya dan pembaca yang senang berkelindan dalam dunia menulis, membaca dan diskusi.
Masa hibernasi saya dalam blog ini telah berakhir, dan saya akan terus menulis mengisi setiap ruang di sela-sela hiruk pikuk pandemi dan keresahan manusia pekerja di Indonesia dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja.
Cibubur, 15 Nov 2020, diiringi teriakan Henrich, tokek kesayangan saya 😁