Sabtu, 09 November 2013

Romawi, Majapahit, dalam laku Cinta sejarah...

Udara pagi yang dingin diiringi dengan laju Vespa yang meliuk menyusuri setiap sudut korner, menyapa hari indah saat liburan baru dimulai. Harum aroma cappuccino mulai merebak ketika jendela kamar antik terkuak dan sekelompok anak muda berjalan bergegas mengejar metro yang melaju pesat. Hari ini Roma dimulai dalam sebuah tradisi tua, tradisi yang membangunkan setiap wisatawan yang terlelap.

Setelah menjadi ibukota yang ke tiga setelah Forence dan Turin, Roma telah melahirkan banyak cerita yang selalu membuat kita terpana pada apa yang telah terjadi. Diawali dengan cerita klasik Romawi hingga kebesaran kaum tirani, cerita tentang Roma selalu menarik perhatian dan decak kagum.
Keindahan yang sangat mencolok adalah bertahannya sebuah budaya klasik yang telah lahir beberapa ribu tahun yang lalu, dan bahkan mereka menggunakan budaya ini menjadi sebuah sikap dalam mewujudkan manusia Roma yang sesungguhnya.
Perwujudan ini sangat nampak saat terlihat perbaikan dan perawatan yang dilakukan pemerintah setempat kepada tempat-tempat bersejarah. Dimulai dari colosseum, situs kerajaan Romawi, bangunan  Gereja, serta tempat bersejarah lainnya tak luput dari aksi perbaikan dan perawatan tersebut.

Jika kita mengulas tentang budaya dan sejarah dunia maka banyak sekali keterkaitan antara satu dan lainnya. Dari budaya Cina, Mesir, Romawi dan bahkan kisah Majapahit yang sangat mendunia. Saat kerajaan Majapahit berkuasa, dan terdapat beberapa kerajaan lain yang berusaha untuk menjalian hubungan dagang bahkan ingin menguasai. Mongolia yang selalu bersaing, berkali-kali harus mengalami kekalahan dan pulang dengan hampa. Kebesaran dan kehebatan Majapahit ini yang kemudian menjadi sebuah kisah perjalanan yang menarik bagi para ahli sejarah dunia.
Ada perbedaan yang mencolok dari dua kerajaan besar diatas, jika Romawi memiliki cerita yang hebat dan tetap terpelihara di Italia hingga menyerap sebagian anggaran negara untuk perbaikan dan perawatan situs sejarah, Lain halnya dengan  yang terjadi dengan situs Majapahit, yang hingga kini teronggok sekedar sebuah situs tanpa pemeliharaan apapun.
Ketika pemerintah Italia sedang mengadakan pembangunan transportasi bawah tanah, dan saat pengeboran dilakukan mereka menemukan situs sejarah Romawi, seketika itu juga pemerintah menunda pembangunan tersebut dan memutuskan untuk membuat penelitian serta merawat penemuan baru itu. Walhasil pembangunan transportasi bawah tanah  berlangsung hingga sepuluh tahun. Dalam sebuah cafe yang terletak di tengah kota Roma, saya duduk sembari minum kopi mendengarkan sekelompok anak muda yang berdiskusi tentang sejarah Romawi, usia mereka berkisar 20 tahun dan diskusi itu berakhir hingga cafe ditutup. 
Saya berjalan menyusuri piazza Vittorio Emanuelle dan pikiran saya jauh berada di sebuah desa kecil yang Indah dan tenang, yang membuat saya tal henti menarik napas, Trowulan. Kisah hebat tentang Majapahit yang menggemparkan dunia, saat ini sangat jarang dibicarakan, bahkan seorang pengusaha dengan pongahnya ingin membangun sebuah pabrik baja dengan menggeser kedudukan Trowulan sebagai Rumah sejarah Majapahit.
Perbedaan lainnya, ketika modernisasi merebak ke seluruh dunia, bahkan di Italia. Semua orang berjalan dengan menggenggam alat komunikasi canggih, berpakaian dengan gaya yang sarat model terbaru, namun di setiap sudut jalan kecil mereka bahkan hapal dan bersemangant bercerita tentang kisah sebuah air mancur yang Fontana di Trevi yang mengalir tanpa henti dari zaman Romawi.
Pemerintah Italia menyadari bahwa aset negara mereka yang terbesar adalah situs dan cerita sejarah yang harus dijaga dan dipelihara sampai kapanpun. Bahkan masyarakat menyadari tentang pelestarian ini harus dimulai dari usia dini. 
Indonesia, negara yang tak kalah hebat dan besar, sejarah Majapahit adalah sebagian kecil yang dimiliki oleh negara kita. Kita memiliki banyak situs sejarah yang juga seharusnya menjadi perhatian  semua bangsa Indonesia. Dimulai dari hal yang sederhana, yaitu bercerita tentang kisah sejarah kepada semua orang. Menjadikan bercerita tentang sejarah sebagai budaya baru kita. Sebab ketika kita mulai bercerita dan semua orang mendengar, pelestarian ini berjalan secara perlahan dan pasti. Pemerintah mungkin terlalu sibuk dengan politik dan hal yang lainnya, sehingga pemeliharaan dan perawatan situs sejarah kita menjadi hal yang kesekian. Namun melalui blog ini saya mengajak seluruh teman- teman untuk melakukan pelestarian budaya yang sangat sederhana. Yaitu dengan bercerita dan mengunjungi tempat bersejarah di Indonesia yang kita miliki.
Kisah Romawi tak sama dengan kisah Majapahit, Padjadjaran, Sriwijaya, Mataram, kutai atau kerajaan yang lainnya, namun satu hal yang sama adalah semua kisah sejarah ini harus dilestarikan oleh generasi penerus yang memiliki nasionalisme besar.
Jika bukan kita sebagai putra/putri bangsa yang menjaga dan melestarikan, maka tak ada lagi yang mampu melakukannya. Sebab jika bangsa lain yang mengambil kisah sejarah kita, maka itulah awal hilangnya eksistensi bangsa ini.
Dan aku tak rela...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar