Minggu, 01 Juni 2014

Praha, Cantik dalam sebuah peradaban dan lekukan idealisme.

Praha, sebuah kota yang dalam tatanannya memperlihatkan sebuah keindahan yang terbentuk saat kerajaan Bohemia berkuasa dibawah kepemimpinan Raja Charles IV. Raja yang sangat memperhatikan kehidupan masyarakatnya dengan membangun sebuah sistem tata kota yang unik. Kota yang sekarang menjadi salah satu kota tercantik dan layak untuk di kunjungi di Eropa, terbagi menjadi dua, yaitu old town dan new town. Jika kita berjalan menyusuri sepanjang old town, maka yang nampak saat itu adalah bangunan Tua peninggalan kerajaan Bohemia yang sangat Indah. Dimulai dari Wenceslas square, astronomical clock, Charles bridge hingga old Jewish cemetery. Maka lekukan sejarah kota ini semakin Indah untuk diamati. Hingga puncaknya kita masuk di  Prague castle atau kastil Praha yang didalamnya terdapat katedral serta perkampungan masyarakat yang dinamakan Golden land. Semua ini dibangun dengan tatanan yang bagus dan rapih. 
Sedangkan area new town sudah dihiasi oleh bangunan modern yang berjajar Indah diantara pertokoan yang ramai dikunjungi turis yang tak henti memenuhi tempat itu. Keindahan ini dilengkapi dengan sebuah sungai Vltava yang mengalir dan dilewati oleh perahu kecil dan dihias menjadi rumah makan berjalan menambah daya tarik bagi turis untuk menyusuri sungai dengan pemandangan kota yang antik.

Republik Ceko memiliki cerita sejarah yang sangat berkaitan dengan negara Eropa lainnya. Diantaranya adalah Jerman, yang juga memiliki garis keturunan dengan Raja Charles IV. 
Ada sebuah kisah menarik yang terjadi di ujung kota Praha yang menjadi perhatian dunia hingga saat ini. Ketika Perang dunia kedua terjadi, Nazi yang saat itu dibawah pimpinan Adolf Hitler menggunakan kamp sandera yang bernama Theresianstadt yang berada di ujung kota Praha untuk menyandera tahanan politik, dan tahanan Perang. Theresianstadt yang ada sejak tahun 1870 dan digunakan hingga tahun 1939, kebanyakan menyandera tahanan Perang yang berbangsa Yahudi. Tempat ini digunakan Nazi untuk membunuh semua para tahanan khususnya orang Yahudi, dari orang dewasa, Laki-Laki, perempuan hingga anak-anak kecil. Mereka ditahan dan diperlakukan secara sadis. Bahkan kadang ditembak tanpa sebab hanya karena tentara nazi telah didoktrin dengan sebuah idealisme yang tidak manusiawi, yaitu fasisme. Para tahanan hanya diberi makan pagi tiga buah roti, makan siang dan malam hanya sup yang berisi air dan sayur atau kentang, bahkan mereka hanya diberi makan malam semangkuk air panas. Dalam satu barak terdapat Lima kamar yang masing-masing kamar di isi 100 orang tahanan dengan 25 tempat tidur dan satu toilet yang dipakai bersama. Ada juga kamar yang berisi satu orang tahanan saja, namun tahanan ini adalah tahanan yang sudah pasti di hukum mati karena berbuat salah. Karena tak mendapatkan perlakuan yang wajar, maka para tahanan banyak yang meninggal akibat dari sakit tuberculosis, kekurangan gizi, dan infeksi. Para tahanan hanya boleh mandi seminggu sekali dan bergantian. Untuk tahanan wanita boleh mandi dengan air panas dan dingin, yang laki-laki mandi dengan air panas sedikit dan air dingin. Sedangkan tahanan Yahudi hanya boleh mandi dengan air dingin saja namun sedikit. Sehingga kadang ketika mereka mandi air mati dan mereka tak mandi hingga tuntas mengakibatkan mereka sakit kulit dan alergi. Yang secara perlahan mereka meninggal. Para tahanan juga bekerja di ladang, menanam dan berkebun yang hasilnya dimakan oleh Nazi, dan jika mereka saat itu sedang berkebun kemudian lewat tentara nazi untuk memeriksa, bisa menembak mereka tanpa sebab. Bahkan pada Hari tertentu, para tahanan dijadikan Sasaran tembak di kamp latihan para nazi. 
Banyak kisah bergulir di kamp pengungsian ini, dan ketika saya tiba di hari pertama kunjungan saya di kota Praha, seorang gadis mengatakan pada saya, kamu harus ke Theresianstadt dan melihat betapa sejarah Perang dunia ke dua menyadarkan kita tentang Fasisme yang tak layak ada. Saya membenarkannya ketika saya melihat kondisi kamp penahanan di ujung kota Praha, bahkan ketika saya membaca sepucuk Surat seorang anak kecil korban penyiksaan itu, saya tak kuat menahan sedih.
Dunia berkembang dalam pemikiran manusia dan idealisme bergulir bersama proses hidup masyarakat. Jika penempatan sebuah idealisme tak seimbang dengan realitas  hidup, maka akan nampak sebagai kesadaran yang utopis. 
Saya melihat dalam proses hidup bermasyarakat saat ini di Indonesia yang sedang berlomba mencari ide hidup yang layak atau benar melalui ajaran yang berkembang. Sebuah contoh yang saya lihat di kamp penahanan itu tentang perkembangan pola pikir yang menghancurkan kehidupan di zaman itu. 

Berpikir dengan rasional, hidup dalam sebuah realita yang berjalan, lebih berwujud bagi kita semua. Ajaran adalah sebuah proses, ketika kita menyadari tentang keberadaan kita di dunia dalam sebuah nilai yang kita bentuk sebagai manusia yang seutuhnya.
Sambil berjalan pulang ke hotel, saya bertanya pada seorang bohemian, mengapa Republik Ceko tak menggunakan mata uang euro setelah gabung dengan Uni Eropa? Jawabnya, karena nilai tukar uang Cheko Kerona masih stabil dan kami lebih bangga menggunakannya, sehingga menjadi tugas kami untuk menjadikannya tetap stabil.

Dan lampu di jembatan Charles semakin berpijar indah...